biography
Hoi, nama gue Zahrul fajri. Berhubung gue males banget nulis biografi gue, langsung aja ke facebook gue yak!
WELCOME!
Selamat datang di blog gue, guys! Lo bisa klik menu "Blog" buat nyungsep ke tulisan gue.Thank you udah mampir :)
Judul Film : The HOAX (2007)
Genre : Drama
Sutradara : Lasse Hallstrom
Skenario : William Wheeler
Produksi : Miramax
Pemain: Richard Gere, Alfred Molina, Marcia Gay Harden, Julie Delpy, Hope Davies.
Durasi : 105 menit.
Sinematografi : Oliver Stapleton.
Editor : Andrew Mondshein
Studio : Bob Yari Production, The Mark Gordon Company.
Tanggal keluar : 15 oktober 2006.
Genre : Drama
Sutradara : Lasse Hallstrom
Skenario : William Wheeler
Produksi : Miramax
Pemain: Richard Gere, Alfred Molina, Marcia Gay Harden, Julie Delpy, Hope Davies.
Durasi : 105 menit.
Sinematografi : Oliver Stapleton.
Editor : Andrew Mondshein
Studio : Bob Yari Production, The Mark Gordon Company.
Tanggal keluar : 15 oktober 2006.
Sinopsis
The Hoax adalah film yang
diangkat dari kisah nyata. Kisah ini asalnya terjadi pada tahun 1970-an. Mengisahkan
tentang kebohongan-kebohongan besar dari seorang novelis Amerika bernama
Clifford Irving.
Dalam film ini diceritakan tentang kisah terbongkarnya kepalsuan otobiografi dari miliuner AS bernama Howard Hughes yang ditulis Iving pada 1971. Irving menipu penerbit yang terkenal di AS bernama Mc Graw-Hill atas dasar keserakahannya. Dengan honor satu juta dollar, Irving menipu dengan mengaku sedang mengerjakan otobiografi dari juragan pesawat terbang hughes.
Pada awalnya, Irving gelisah dan mengajak temannya bernama Richard Suskind untuk memikirkan cara bagaimana bisa kaya dengan cepat. Akhirnya setelah dia menganalisis dan meneliti, ia memutuskan untuk merekayasa otobiografi Howard Hughes. Akhirnya kebohongan Irving terbongkar ketika Hughes sendiri yang turun dan mengaku kalau Ia tidak mengetahui tentang adanya proyek pembuatan buku otobiografi itu.
Hughes tidak pernah diwawancara oleh irving. Irving hanya membuat berita yang mengada-ada. Semua dokumen dipalsukan agar bisa memperkuat kebohongannya itu. Kemudian perusahaan penerbitan McGraw-Hill tertipu dan memberikan keuntungan yang sangat besar untuk Irving.
Karena semua data tentang otobiografi tersebut tidak valid, maka para pakar mempertanyakan keaslian dari buku ini. Tapi sayangnya, Irving bertindak lebih agresif. Ia meyakinkan McGraw-Hill dengan hebat. Maka, McGraw-Hill membela Irving. Tetapi, pada akhirnya Irving pun tidak bisa membela diri lagi ketika Hughes keluar dari perasingannya dan turun langsung dengan menyatakan bahwa ia tidak pernah diwawancarai oleh Irving.
Dalam fil ini juga diceritakan kisah cinta Irving yang penuh kebohongan juga. Ia mencintai istrinya, berselingkuh dengan Nina Valland dan juga menjalin hubungan cinta dengan asistennya sendiri Hope Davies.
Akhirnya Irving tidak bisa berkutik lagi ketika ia digelandang ke dalam jeruji besi selama dua tahun. Kebohongan-kebohongan Irving semua terbongkar dan ia kini dikenal sebagai penipu, kriminal, dan pecundang.
Kaitan dengan etika bisnis
Bisnis yang dijalankan oleh
Irving sangat menyalahi etika yang ada. Karena dalam bisnisnya ini, yaitu
menulis otobiografi, ia mempalsukan data yang ada. Membuat kebohongan dari
hidup seseorang dan menjualnya. Ia telah melanggar alam dan ranah moralitas,
dimana istilah moralitas dimaksudkan untuk merujuk pada ‘penghakiman’ akan
standar dan aturan tata laku moral yang ada.
Sikap Iving dalam bisnisnya menyalahi setiap aspek kegunaan etika. Dari kebohongannya itu menyalahi nilai-nilai manusiawi, yang mana dia menjual kebohongan. Kebohongan menciptakan luka yang mendalam bagi orang yang tertipu. Ia juga menyalahi norma-norma yang berlaku. Dan ia menghancurkan batas-batas persaingan bisnis dengan mencari jalan pintas yang tidak halal untuk mendapatkan uang.
Irving hanya berorientasi pada keuntungan semata. Ia hanya berfikir bagaimana mendapatkan banyak uang dengan cara yang mudah dan cepat. Memang bisnis perlu memikirkan keuntung, tapi dalam mendapatkan keuntungan itu haruslah dengan cara yang benar dan terpuji. Irving harus memikirkan keshahihan dari data otobiografi tersebut, karena pastilah buku itu akan dikonsumsi oleh orang banyak dan bukunya akan dijadikan referensi lagi. Tapi kini Irving merasakan akibat dari kebohongannya itu. Dihukum selama 2 tahun kurungan penjara, semoga ini bisa dijadikan contoh oleh perusahaan lain bahwa kebohongan dalam bisnis hanya membawa bencana dan kerugian bagi dirinya dan perusahaaannya.
Sikap Iving dalam bisnisnya menyalahi setiap aspek kegunaan etika. Dari kebohongannya itu menyalahi nilai-nilai manusiawi, yang mana dia menjual kebohongan. Kebohongan menciptakan luka yang mendalam bagi orang yang tertipu. Ia juga menyalahi norma-norma yang berlaku. Dan ia menghancurkan batas-batas persaingan bisnis dengan mencari jalan pintas yang tidak halal untuk mendapatkan uang.
Irving hanya berorientasi pada keuntungan semata. Ia hanya berfikir bagaimana mendapatkan banyak uang dengan cara yang mudah dan cepat. Memang bisnis perlu memikirkan keuntung, tapi dalam mendapatkan keuntungan itu haruslah dengan cara yang benar dan terpuji. Irving harus memikirkan keshahihan dari data otobiografi tersebut, karena pastilah buku itu akan dikonsumsi oleh orang banyak dan bukunya akan dijadikan referensi lagi. Tapi kini Irving merasakan akibat dari kebohongannya itu. Dihukum selama 2 tahun kurungan penjara, semoga ini bisa dijadikan contoh oleh perusahaan lain bahwa kebohongan dalam bisnis hanya membawa bencana dan kerugian bagi dirinya dan perusahaaannya.
Hoooooooooooiiiiiiiiiiiiiiiiii!! Kok Sepi sih??!!!
Iya, blog ini kok sepi ya?? Mungkin ini semua gara-gara penulisnya murtad jadi kang gorengan kali ya.
Oke, gausah dipikirin deh. Pikirin aja IPK semester depan. Sama anak bini buat yang udah kawin.
Dalam posting yang satu ini, gue mau nge-share pengalaman pribadi gue melakukan stand up comedy. Ini semua berawal ketika gue sampai di Malang dan bergabung dengan komunitas @StandUpIndo_MLG.
Akhir bulan agustus kemarin gue mendarat di kota Malang untuk melanjutkan studi gue ke Perguruan Tinggi Negeri yang ada di kota ini. Gue berkuliah di Universitas Brawijaya. Buat kalian yang belum tau UB itu di mana, silakan search di google. Atau tanya sama orang tua kalian atau dosen kalian atau siapapun! Pokoknya kalian harus tau!!
Mendaratnya gue di kota Malang mengharuskan gue berpisah dengan @StandUpIndo_JktPus. Padahal gue masih pengen banget bareng mereka. Karena gue suka stand up comedy, akhirnya gue mencari komunitas lokal yang ada di kota Malang. Akhirnya gue bertemu dengan anak-anak @StandUpIndo_MLG. Dan kebetulan juga tempat ngumpulnya ga jauh dari kost-an gue. Ini mukjizat dari Allah.
Gue mengikuti kegiatan yang ada di komunitas ini. Ada 3 acara di dalam komunitas ini. Pertama, adalah #sharingcomic. Yaitu acara di mana komik-komik senior mengadakan comedy buddy dengan comic junior. Kedua, adalah #JumatTawa. Acara ini adalah acara rutin dua minggu sekali dari @StandUpIndo_MLG. Comic-comic bisa mencoba materinya di sini. Dan yang ketiga ada acara #StandUpNite2. Kebetulan komunitas ini akan mengadakan acara ini tanggal 28 oktober depan. Acara ini adalah pentas yang sebenarnya. Comic-comic yang sudah digodok di komunitas ini ditampilkan dalam satu acara khusus. Acara ini juga menghadirkan comic-comic terkenal lho. Pasti kocak abis!!
Setelah beberapa kali datang ke acara #Sharingcomic dan #JumatTawa, gue memutuskan untuk ikut open mic. Gue udah menyiapkan materi untuk openmic ini sejak ada di Jakarta. Karena dulu gue berkeinginan openmic di @StandUpIndo_JktPus juga. Tapi ga kesampean.
Setelah latihan beberapa kali, dan juga mengutak-ngatik materi tiap hari, akhirnya gue openmic juga. Hari jumat dan gue lupa tanggalnya, gue menjadi comic pembuka dalam acara #JumatTawa. Dan di sinilah "My First Killing an My First Bombing" terjadi.
Gue ngerekam open mic perdana gue dan kalian bisa menontonya di bawah ini. Gue saranin sih kalian nonton sampe habis. Baru deh kalian bisa komeng. Enjoy, kawan! :))
Thanks for reading and watching! :)
*killing: keadaan dimana comic bisa membuat penonton tertawa
bombing: ngejayus.
Halo… apa kabar kawan? Udah lama banget gue ga ngeposting
tulisan. Sampe-sampe pas gue ngebuka dasbor ada tuyul lagi nari Tortor di
pojokan. Engga Cuma tuyul, ternyata ada Kunti sama pocong lagi main angklung di
atas foto gue. Sialan… emang muka gua panggung apah??!!
Kawan, gue mau ngasih tau kalian dulu kalo gue ini baru
lulus SMA. Kenapa gue ngasih tau ini??
Jadi gini. Beberapa hari yang lalu (mungkin bakal jadi
“zaman dahulu kala” kalo lo baca ini tahun 5500 M) gue beli Tongseng deket
rumah gue. Awalnya, si Abang Tongseng
gak ngebuat gue ngerasa “bangke” banget. Tapi ketika gue mesen pesanan gue,
malapetaka mulai terjadi.
“Bang, Tongseng ayamnya satu.”
“Tongseng ayam, PAK?” <--- perhatikan kata yang di-capslock.
“Iya, bang.” Gue jawab halus. Padahal dalem hati gue “HAH??
PAK??! Dia manggil gue dengan sebutan “PAK”??!! Setua itukah tampang gue??!!”.
Gue mulai kesel, gue mulai gendek, dan gue mulai ngegulung sarung.
Tanya lagi Abangnya “Pedes gak?”.
“Jangan pedes, Mas. Sedeng aja.” Jawab gue sambil nahan gendek.
Setelah percakapan yang cukup bangke tadi, kami berdua hening.
Gue natap Abangnya dan abangnya natap penggorengan. Dan selang beberapa lama,
si Abang tadi kembali bersua.
“Bapaknya ini mesen Tongseng ayam kan, ya? Gak pedes ya? Oo
buat anaknya ya, Pak?” Tanya si Abang yang berusaha memastikan pesenan gue yang
pada kenyataannya bikin gue nyesek. NYESEK!!!
Pertanyaannya yang padahal buat mastiin pesenan tongseng
ayam yang gue pesen malah kedengeran kayak dia lagi mastiin kalo tampang gue
ini tua banget! Kayak Bapak-bapak yang udah punya anak!!! Hati gue bergejolak. Gue
mulai ga nyaman. Gue harus meluruskan ini semua.
“Iya, Mas. Jangan manggil pak dong. Saya masih muda kok. Kemarin
baru lulus SMA. Belum punya anak.” Jawab gue yang berniat meluruskan tapi malah
kedenger kayak “om-om” yang lagi ngelobi cewek dipinggir jalan.
“Oh, maaf ya, Dek. Hehe. Adek ini jujur sekali, lho. Hehe.
Tadi pesenannya bener kan?” lanjut Abangnya yang malah cengengesan dan sok
mengalihkan pembicaraan. Dia malah muji gue anak yang jujur. Rayuanmu tak mampu
mengobati hatiku, Bang! (Kliwon, 45 Thn, Gerobak-ers dangdut dorong).
Karena gue pengen cepet-cepet momen “ngehe” ini selesai,
jadi gue meng-iyakan dan nunggu pesanan gue. Tanpa suara sedikitpun, tanpa
gerakan sedikitpun dan tanpa tatap-tatapan mesra sedikitpun sama abangnya, gue
berusaha nunggu pesanan.
Abis pesenan gue jadi, gue langsung megang tangan
abangnya dan ngejambret dompetnya bungkusan tongsengnya dan ngelempar duit ke telapak
tangannya. Layaknya orang “lempar jumroh”. Kemudian gue cabut menunggangi awan
kinton motor gue. Gue pulang ke tempat yang mungkin lebih bisa menerima tampang gue yang begini adanya.
Kenapa gue ngepost ginian? Gue juga ga tau
#UdahAdaYgNgatur
*Tebarin senyum buat kalian semua* :D